Budaya belanja masyarakat dunia telah jauh bergeser karena pengaruh teknologi. Begitu juga dengan pola bisnis retail yang sekarang ini lebih marak di dunia maya. Tampaknya, semua orang yang ingin menjual produk akan langsung memfokuskan tenaga dan pikirannya pada online store.
Sekilas, membuat online store tampak mudah. Hanya modal jasa hosting lalu semua masalah bangun membangun selesai. Tapi, ternyata itu hanyalah apa yang tampak di permukaan. Lebih dalam lagi, online store membutuhkan penanganan yang mendalam jika ingin dagangan laku.
Pentingnya Traffic yang Tepat untuk Sebuah Online Store
Banyak pemilik online store yang hanya memikirkan bagaimana tokonya banyak pengunjung. Mereka berpikir dengan banyak yang datang, maka banyak pembelian juga. Kenyataannya tidak selalu begitu. Analoginya adalah seperti halnya di mall, dari begitu banyak orang berlalu lalang, tidak semuanya membeli bukan?
Online store yang ramai dikunjungi saja belum cukup. Karena tujuan akhir dari memiliki online store adalah agar produk terjual. Rupanya, tidak semua jenis traffic itu mendatangkan pembelian. Hanya traffic yang cocok dengan produk saja yang membeli. Selebihnya, hanyalah kerumunan saja.
Setidaknya, ada 3 jenis traffic yang sering berlalu-lalang di online store atau e-commerce. Ketiganya ini perlu penanganan khusus agar menjadi traffic yang menghasilkan. Cold traffic, warm traffic, dan hot traffic adalah sebutan untuk jenis-jenis traffic.
- Cold traffic bisa diibaratkan sebagai orang yang baru berminat terhadap sebuah produk tapi belum mau membeli. Biasanya, mereka tahu tentang online store yang dari iklan di Google, Facebook, atau Instagram. Oleh karena itu, perlu iklan yang lebih persuasif untuk membuat mereka membeli produk.
- Warm traffic adalah mereka yang mulai tertarik dan mencari tahu lebih dalam tentang produk yang diiklankan. Biasanya, mereka mulai menjadi follower di fanpage, Instagram, atau bahkan menjadi subscriber. Mereka juga sering bertanya langsung melalui email atau whatsapp. Agar warm traffic ini bisa membeli produk, mereka perlu diyakinkan terus-menerus tapi bukan memaksa. Misalnya dengan memberikan respon yang cepat ketika mereka bertanya atau bisa juga dengan mengirimkan newsletter kepada mereka secara berkala.
- Hot traffic adalah yang paling diinginkan semua online store. Mereka adalah yang sudah pernah membeli dan merasa puas. Traffic jenis inilah yang populasinya paling banyak diinginkan berada di online store.
Nah, jadi jangan bingung ketika data traffic berkata ada banyak traffic tetapi tidak terjadi pembelian. Bisa jadi traffic yang datang bukanlah traffic yang diinginkan. Lalu, bagaimana agar traffic yang datang itu bisa mendatangkan pembelian?
Teknik E-Commerce untuk Meningkatkan Penjualan Online Store
Ada banyak alasan mengapa traffic yang banyak tidak berbanding lurus dengan peningkatan penjualan. Rupanya, online store bisa di manage layaknya e-commerce. Penjualan di e-commerce juga tidak langsung membuahkan close deal di hari yang sama.
Tetapi, taktik pemasaran yang tepat bisa membuat e-commerce berjaya. Taktik e-commerce ini bisa juga diadopsi oleh online store. Berikut ini pembahasannya:
1. Navigasi Website yang Mudah
E-commerce rata-rata memiliki navigasi yang mudah dipahami. Navigasi ini sudah harus mencerminkan kebutuhan calon pembeli. Misalnya, online store menjual produk fashion, maka navigasinya sudah harus mencerminkan kebutuhan per orang. Contohnya adalah pembagian per segmen mulai dari pria, wanita, anak, baby dan seterusnya.
Letakkan secondary menu di bagian bawah homepage. Misalnya saja about us, FAQ, terms condition, contact us, customer reviews dan juga return policy. Intinya, pada halaman pertama, website harus sudah bisa memikat pelanggan dengan tombol navigasi yang mudah dipahami letak dan maksudnya.
2. Teknik Product Upsell
Product upsell diklaim banyak berhasil meningkatkan penjualan. Product upsell adalah cara untuk memungkinkan pembeli melihat produk lain sebelum mereka melakukan pembayaran. Produk-produk yang di upsell akan muncul pada menu keranjang atau sebelum pembayaran.
IKEA, dalam online storenya mempraktekkan ini dengan baik. Pasalnya, ketika seseorang memilih produk, maka website akan menampilkan produk lain yang cocok dikombinasikan dengan produk yang tadi dipilih. Lalu, akan ditampilkan juga produk yang ramai dibeli orang.
3. Popup Newsletter Sign Up
Online store yang memiliki newsletter bisa menjaring potential traffic dengan cepat dan berbuah peningkatan penjualan. Pada menu pembayaran atau setelah menu pembayaran, popup newsletter sign up ini akan muncul. Isinya adalah permintaan berlangganan dengan hadiah diskon untuk pembelian berikutnya.
Namun juga jangan lupa untuk konsisten mengirimkan newsletter kepada pelanggan yang sudah berlangganan. Hal ini sangat baik untuk menjaga agar mereka terus aware dan update informasi tentang online store dan produk yang dipasarkan.
4. Reminder untuk Abandoned Cart
Lebih dari separuh pengunjung e-commerce meninggalkan keranjang belanjaan mereka. Alasannya macam-macam. Bisa jadi karena lupa melakukan pembayaran, time out, atau karena asyik melihat penawaran-penawaran lain.
Reminder untuk abandoned cart ini bisa dikirimkan lewat email. Ingatkan kepada pelanggan bahwa ada keranjang belanjaan yang sudah terisi namun belum terjadi closing. Blibli.com melakukan hal ini dengan baik. Narasinya Pun dibuat santai seolah-olah ada seorang teman yang mengingatkan bahwa ada belanjaan yang belum dibayar.
5. Adwords dan Facebook Retargeting
Retargeting terbukti lebih efektif daripada iklan tradisional. Pasalnya, retargeting langsung menyasar traffic yang sesuai dengan website atau online store yang sedang dikelola. Adwords dan facebook retargeting bisa dibuat ketika akan menawarkan diskon produk.
Ketika target traffic sedang berselancar di internet, mereka akan mendapatkan iklan dari retargeting teknik ini. Kemungkinan mereka kembali datang ke online store adalah sekitar 70 persen. Tentunya ini merupakan persentase yang besar dan peningkatan penjualan bisa terjadi.
6. Referral Offer
Shopee adalah e-commerce yang sering membuat program referral offer yaitu dengan menawarkan website kepada teman. Bagi pengirim dan penerima referral offer akan diberikan diskon untuk pembelian mereka. Teknik ini penting untuk dicoba karena bisa mendatangkan traffic yang besar.
Orang akan tertarik membeli produk atau berbelanja di sebuah toko yang sudah pernah dikunjungi oleh teman atau kerabatnya. Alasannya adalah karena pemberi referral offer adalah orang yang percaya akan pelayanan dari online store tadi. Maka, ketika ia menularkan kepercayaannya pada temannya, efeknya luar biasa besar.
7. Content Marketing
Online store juga butuh konten. Tidak ada salahnya menambahkan blog di sana. Tujuannya adalah memberikan insight akan kebutuhan konsumen melalui konten di blog. Konten yang diposting secara konsisten, memiliki kualitas baik dan solutif bisa mendatangkan traffic.
Konten yang diposting haruslah relevan dengan online store. Misalnya ketika online store menjual produk fashion, maka konten yang diposting haruslah sesuai. Bisa tentang mix and match baju kantor, atau juga trend fashion terkini. Yang jelas, konten harus menarik dan mendatangkan rasa penasaran.
Intinya, menjalankan online store tidak hanya masalah mendatangkan traffic. Segala usaha yang dikerahkan untuk mendatangkan traffic jadi tidak memuaskan karena traffic yang datang salah. Selain teknik e-Commerce di atas, strategi marketing lain juga harus diterapkan agar penjualan bisa meningkat.